Culinary

Kuliner khas yang harus dicoba saat pelesir ke Banyuwangi

Tak bisa dipungkiri, Banyuwangi punya daya tarik yang luar biasa sehingga banyak wisatawan lokal maupun manca negara yang berkunjung ke sana. Kabupaten terluas di Jawa Timur ini punya Gunung Ijen dengan pesona blue firenya yang hanya ada dua di dunia, yaitu di Kawah Ijen dan Islandia.

Namun, tak hanya soal keindahan alam nan memukau, Banyuwangi punya banyak ragam kuliner yang layak untuk dicoba.

Seperti ketika saya traveling ke Banyuwangi minggu yang lalu, saya menjadwalkan untuk wisata kuliner selama berada di sana.

Inilah beberapa kuliner yang saya nikmati selama pelesir di Banyuwangi:

Sego Tempong

Sego dalam Bahasa Jawa berarti nasi. Sedangkan Tempong berarti ditampar. Lho, kok? Jadi, sego tempong itu adalah nasi yang dicampur dengan lauk pauk dan diberi sambal pedas, yang kalau kita makan membuat kita seperti ditampar saking pedasnya.

Saya menikmati sego tempong di Rumah Makan Mbok Wah dengan lauk kepiting goreng. Kepitingnya digoreng garing, rasanya gurih dan kriuk crunchy seperti kerupuk.

Kepiting goreng
Sego Tempong

Ciri khas nasi tempong yaitu dihidangkan dengan sayur mayur yang direbus dan sambal pedas yang dibuat menggunakan tomat ranti atau dikenal dengan sebutan tomat Banyuwangi.

Konon, sego tempong merupakan makanan yang dibawa petani saat ke sawah. Kini, makanan ini menjadi kuliner khas Banyuwangi yang banyak dicari wisatawan. Harga sego tempong tergantung lauk utama yang kita pilih.

Rujak Soto

Rujak yang dimaksud di sini bukanlah rujak buah, melainkan rujak sayuran seperti pecel. Bisa dibayangkan bagaimana rujak sayur dan soto berpadu dalam satu mangkuk? Rasanya unik! Rujak soto bisa dinikmati dengan nasi putih atau lontong. Saya memilih memadukannya dengan lontong. Cukup mengeyangkan lho, traveler.

Rujak Soto
Rujak Soto

Untuk sotonya, ada pilihan soto daging, soto babat atau campuran daging dan babat. Harganya berkisar antara Rp. 15.000 – Rp. 25.000.

Rujak soto sangat populer di Banyuwangi. Hampir setiap rumah makan menawarkan menu ini, bahkan pedagang kaki lima pun banyak yang menjual rujak soto.

Pecel Pitik

Pecel pitik merupakan makanan khas Suku Osing di Banyuwangi. Bahan utamanya adalah suwiran daging ayam kampung muda yang sebelumnya dipanggang di perapian. Bumbunya terdiri dari campuran cabai merah, cabai rawit, terasi, daun jeruk, kemiri, gula dan kacang goreng, kemudian digiling halus dan dicampur parutan kelapa muda. Daging ayam yang telah disuwir-suwir diaduk rata dengan bumbu. Sensasi rasanya luar biasa. Harus dicoba kalau sedang ke Banyuwangi.

Pecel Pitik
Pecel Pitik

Biasanya menu ini disajikan hanya pada acara khusus, misalnya selamatan desa. Namun kini pecel pitik sudah tersedia di beberapa rumah makan di Banyuwangi.  Saya menikmatinya di sebuah rumah makan di Desa Wisata Osing. Harga Pecel Pitik plus nasi putih sangat bervariasi di beberapa rumah makan, mulai Rp. 20.000 – Rp 30.000.

Botok Tawon

Botok adalah makanan khas Jawa yang awalnya terbuat dari ampas parutan kelapa yang dibumbui dan dibungkus daun pisang, kemudian dikukus hingga matang. Kini bahan utama botok lebih beraneka, salah satunya menggunakan sarang tawon.

Botok Tawon
Botok Tawon

Banyak yang belum tahu gurihnya cita rasa botok tawon ini. Banyak juga yang tidak berani mencoba karena kuliner ini berbahan baku utama sarang dan larva tawon madu. Namun, tidak semua sarang tawon bisa dijadikan botok. Umumnya sarang dari jenis tawon gula adalah pilihan terbaik karena kandungan lilinnya lebih sedikit, sehingga lebih enak dimakan.

Botok tawon diyakini dapat menyembuhkan berbagai penyakit karena mengandung royal jelly. Rasa botok tawon seperti pepes jamur, gurih dan sedikit manis karena ada kandungan madunya.

Saya membeli botok tawon di Rumah Makan Bu Misnah, di Jalan Raya  Rogojampi Genteng, Banyuwangi. Rumah makan ini buka pukul 6.00 – 17.00 WIB.
Harga per bungkusnya Rp. 6.000.

Menikmati botok tawon sebaiknya dengan nasi karena jika hanya makan botoknya akan terasa panas di perut.

Kalau traveler sedang ke Banyuwangi, jangan hanya eksplore wisata alamnya ya, tapi juga harus mencoba kulinernya yang beraneka ragam.

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *