Tips

8 Film Indonesia Pengobat Kangen Traveling

Bagi traveler, #dirumahaja pastinya sangat menyiksa, apalagi jika sebelum covid-19 mewabah, para traveler sudah merencanakan untuk menjelajah, namun harus menunda keinginan demi kesehatan bersama.

Untungnya ada beberapa film tentang keindahan dan kuliner Indonesia yang dapat ditonton secara online di kamar tidur atau ruang keluarga, sebagai pemuas hasrat berpetualang.

Berikut 8 film Indonesia yang selama pandemi ini telah menemani dan saya rekomendasikan kalian untuk menontonnya juga.

Trinity Traveler


Sumber foto: IMDb.com

Walaupun banyak yang beranggapan kalau di film ini chemistry antara Maudy Ayunda dan Hamish Daud kurang terasa, kurang ngeklik gitu, tapi buat saya keseluruhan film ini cakep banget.

Keunggulan film Trinity Traveler terletak pada destinasi-destinasi wisata yang keren abis, yang menjadi lokasi syuting perjalanan Trinity. Selama menonton, mata saya lekat pada Pink Beach, Pulau Padar, penangkaran komodo, dan Pantai Gigi Hiu. Asli, bikin mupeng!

Street Food Asia Episode 4 (Yogyakarta)


Sumber foto: IMDb.com

Street Food Asia merupakan serial dokumenter yang berisi 9 episode, menghadirkan kehidupan sehari-hari dan selera orang Asia, termasuk Indonesia. Melalui dokumentasi ini, kita tidak hanya mengetahui bagaimana street food dibuat, tetapi juga tradisi kehidupan masyarakat Asia.

Selama menonton episode 4 ini, tak sedikit pun saya beranjak. Saya hanyut menyaksikan Mbah Satinem yang menjual jajan pasar di Yogyakarta. Beliau punya banyak cerita, tentang lupis dan cintanya.

5 Cm


Sumber foto: IMDb.com

Film yang ditayangkan pada tahun 2012 ini bercerita tentang Puncak Mahameru di Jawa Timur. 5 cm bercerita tentang lima anak muda yang telah menjalin persahabatan hampir 10 tahun lamanya, sejak kanak-kanak. Mereka memiliki misi untuk mendaki puncak Mahameru, puncak tertinggi di Pulau Jawa. Dibalut tema persahabatan dan cinta, 5 cm menyuguhkan pemandangan indah yang menakjubkan dari ketinggian. Selama dalam perjalanan, mereka menemukan arti sebenarnya dari sebuah persahabatan. Segala rintangan dapat mereka hadapi, karena mereka memiliki impian. Impian yang ditaruh 5cm di depan kening.
Menyuguhkan pemandangan indah dari atas, film 5 cm dapat mengobati rasa kangen pada punggung gunung, dinginnya udara, aroma tanah basah, dan pemandangan dari ketinggian. Film ini juga menjadi vitamin bagi mereka yang membutuhkan mood booster untuk tetap produktif saat pandemi covid-19 melanda.

Laskar Pelangi


Sumber foto: IMDb.com

Dikenal sebagai film Indonesia terlaris selama 8 tahun (2008-2015), Laskar Pelangi merupakan film yang diadaptasi dari novel dengan judul yang sama, ditulis oleh Andrea Hirata. Berlatar tahun 1970-an, film ini berkisah tentang perjuangan anak-anak di Belitung, salah satu pulau indah di Indonesia. Mereka harus berjuang untuk bersekolah dan meraih mimpi.

Pantai Tanjung Tinggi menjadi salah satu lokasi syuting Laskar Pelangi yang tayang pada 2008 tersebut. Pantai yang dipenuhi batu-batu granit besar ini merupakan destinasi yang wajib disambangi kala ke Belitung.

Buat kalian yang sudah kangen banget menjejakan kaki di pantai dan mendengar deburan ombak, film ini dapat menjadi vitamin sea yang bisa menimbulkan rasa happy. Selain itu, kita bakalan sadar kalau perjuangan para Laskar Pelangi jauuuh lebih berat dibandingkan perjuangan kita menahan sejenak keinginan traveling.

Filosofi Kopi


Sumber foto: IMDb.com

Film yang dibintangi oleh Chicco Jerikho dan Rio Dewanto ini memberikan wawasan hulu dan hilir kopi di Indonesia, mulai jenis kopi yang dibudidayakan oleh petani hingga kebiasaan minum kopi di seluruh negeri, terutama di Jakarta. Filosofi Kopi bertutur tentang seorang pemilik kedai kopi yang berjuang menemukan dirinya dalam situasi yang sulit ketika pasangannya, seorang barista yang berbakat tetapi sombong, bertaruh yang membuat bisnis mereka dalam risiko.

Jika kalian pencinta kopi, film yang intens namun disajikan ringan ini sangat layak ditonton sambil bekerja dari rumah.

Tenggelamnya Kapal Van der Wijck


Sumber foto: IMDb.com

Bagi saya yang tergila-gila pada budaya dan sejarah, menonton Tenggelamnya Kapal Van der Wijck (TKVdW) tak hanya membuat mengharu biru, tapi juga mencerahkan tentang bagaimana adat perkawinan di Minang.

TKVdW berkisah tentang romansa yang diadaptasi dari novel dengan judul yang sama, ditulis oleh Prof. Dr. Haji Abdul Malik Karim Amrullah, yang dikenal sebagai Buya Hamka. Film ini bercerita perihal Zainuddin yang berlayar menuju tanah kelahiran ayahnya di Padang Panjang. Ia terpikat pada dara bangsawan nan jelita bernama Hayati. Namun tak kuasa, adat istiadat merintangi cinta mereka.

Kisah Kapal Van der Wijck sendiri memang nyata. Kapal milik pelayaran Belanda, Koninklijke Paketvaart Maatschappij, ini tenggelam di Laut Jawa pada 20 Oktober 1936, ketika berlayar dari Surabaya menuju Tanjung Priok.

Ada Apa dengan Cinta 2


Sumber foto: IMDb.com

Sekuel dari film Ada Apa dengan Cinta? ini tak hanya bercerita tentang cinta, namun juga tentang nostalgia, reuni, dan bagaimana rasanya diberi kesempatan kedua. Film ini meliput dua hari dan satu malam kisah reuni Rangga dan Cinta, dengan latar Yogyakarta.

Covid-19 telah membuat rencana saya mengeksplorasi Yogyakarta pada Maret 2020 harus ditunda dan dijadwal ulang. Tetapi, film yang menampilkan pesona destinasi wisata di Yogyakarta, seperti Punthuk Setumbu, Istana Ratu Boko, Parangtritis, dan Papermoon Puppet Theater, ini berhasil meredam rasa gundah gulana di hati karena harus menahan diri #dirumahaja .

Aruna dan Lidahnya


Sumber foto: IMDb.com

Buat kalian yang suka berburu ragam kuliner Indonesia sembari traveling, film Aruna dan Lidahnya pas banget untuk disaksikan. Film ini menyajikan perpaduan keajaiban alam Indonesia dan ragam masakan tradisionalnya.

Aruna dan Lidahnya yang tayang pada 2018 bercerita tentang seorang ahli epidemiologi, Aruna, yang ditugaskan untuk menyelidiki dugaan kasus flu burung di beberapa daerah di Indonesia.
Di setiap lokasi yang dikunjungi, Aruna dan rekannya menikmati kuliner khas setempat, seperti Rawon, Rujak Soto, Campor Lorjuk, dan Soto Lamongan, yang mereka santap ketika berada di Jawa Timur. Kala berada di Kalimantan Barat, mereka melahap Pengkang, Nasi Goreng Pontianak yang legend banget, Mie Kepiting, Choi Pan, dan Mie Loncat Singkawang. Visualisasi yang ciamik dari kuliner yang ditampilkan berhasil mengaduk-aduk perut kita selama menyaksikan film ini.

You may also like...

2 Comments

    1. ivone

      Terima kasih telah berkunjung, Kak.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *