Traveling

Capturing the beauty of Kampung Kapitan

 

Kampung Kapitan menyimpan nilai seni dan budaya yang terletak pada struktur bangunan rumah yang ada. Rumah di kawasan ini menyimpan tiga pengaruh budaya, yakni budaya Cina,  Palembang dan Belanda.

Pengaruh budaya Cina pada pintu depan rumah Tjoa Han Him.

Budaya Cina bisa dilihat dari bagian tengah rumah dan pintu depan yang dicat dengan warna merah. Yang menarik perhatian saya, fentilasi pada pintu dan jendela terbuat dari lempengan besi yang disusun dengan rangka dan ada besi mengatur dibagian tengahnya. Cara kerja buka tutupnya seperti pada nako. Amazing, rangkaian ini masih bekerja dengan baik padahal telah berusia lebih dari 300 tahun!
Pengaruh budaya Palembang tampak pada desain atap rumah yang menyerupai limas dan terdapat tiang yang menopang berdirinya rumah.

Rumah abu leluhur

Sedangkan budaya Belanda terlihat dari desain ruang tamu rumah Tjoa Han Him dan rumah abu leluhur.

Replika nisan di rumah abu leluhur.

Ada beberapa objek yang bisa dilihat di Kampung Kapitan. Salah satu yang cukup mencolok adalah pagoda setinggi 2,5 meter yang berdiri tegak tepat di tengah lapangan berlantai keramik. Ada juga rumah yang dijadikan tempat ibadah orang Tionghoa. Tempat ini ramai dikunjungi saat hari-hari besar Cina.

Kampung Kapitan berada tidak jauh dari tepian Sungai Musi, tepatnya di Jalan KH. Azhari, 7 Ulu, Seberang Ulu I, Palembang. Kalau kesulitan menemukannya, bisa bertanya pada penduduk sekitar, mereka dengan ramah akan menunjukan jalan. Jika sudah puas melihat-lihat Kampung Kapitan, kita bisa menikmati keindahan Jembatan Ampera yang menghubungkan bagian ulu dan ilir Palembang dari tepian Sungai Musi.

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *